Senin, 30 Agustus 2010

MENGGAPAI LAILATUL QODAR

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Qs.13 Ra’d:11

Tentu saja untuk mendapatkannya kita harus berusaha seperti yang di nash-kan ayat diatas. Dan untuk usaha amal diperlukan ilmu karena tanpa ilmu maka amal tersebut dapat rusak.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan (Lailatul Qodr), dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan (lailatul Qodr) itu?” (QS.al-Qodar: 1-2)

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhân: 3-4)

“bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran…” (QS. Al-Baqarah: 185)

“Siapa yang shalat pada malam lailatul Qodr dengan iman dan mengharap pahala, diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari di dalam sahihnya no. 1901]

Arti Lailatul Qadar

1. Malam ukuran atau malam penetapan

2. Malam yang agung atau malam yang mulia

3. Malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.

Kapan waktunya?

Para ulama berbeda pendapat tentang kapan persis terjadinya Lailatul Qadar karena beragamnya jenis informasi hadits Rasulullah Muhammad SAW serta pemahanam para sahabat

1. Malam ke 27 (HR. Imam Ahmad, Thabroni, dan Baihaqi)

2. Malam 17 Ramadhan, malam diturunkannya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an)

3. Malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan (HR. Bukhori, Muslim & Baihaqi)

4. Malam tanggal 21 Ramadhan

5. Malam tanggal 23 Ramadhan

6. Pada 7 malam terakhir (HR. Bukhari Muslim)

Sebagai pegangan, Lailatl Qadar terjadi pada malam ganjil dan malam 10 terakhir bulan Ramadhan. Dengan demikian perburuan malam itu bisa dilakukan mulai malam ke 21 hingga ke 29 Ramadhan, utamanya dengan i’tikaf di masjid.

Tanda-tanda Lailatul Qadar:

1. Suasana malam itu terasa jernih, tenang, terang, cuaca sejuk, tidak terasa panas, tidak juga terasa dingin.

2. Pada pagi harinya matahari terbit dengan jernih, terang benderang, tanpa tertutup awan (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).

Ubay Ibn Ka’ab -radiallahu’anhu- bahwa Nabi -shalallahu alaihi wasalam- bersabda:

“Matahari terbit pada pagi malam Lailatul Qodr cahayanya putih tidak terik.” [HR. Muslim ]

Maksudnya adalah hal itu terjadi karena banyaknya Malaikat pada malam itu yang turun naik ke langit sehingga cahaya terik matahari tertutupi oleh sayap-sayap dan tubuh mereka.”

3. Tanda yang paling jelas tetang kehadiran Lailatul Qadar bagi seseorang ialah kedamaian dan ketenangan batinnya sehingga benar-benar menikmati kedekatan dengan Allah melalui ibadah pada malam itu.

4. Orang yang menemu jiwanya malam itu, akan tetap hadir memberikan bimbingan dalam hidupnya hingga akhir hayat.

5. Lailatul Qadar yang ditemui Rasulullah Muhammad SAW pertama kali adalah ketika beliau menerima ayat pertama di Gua Hira.

Tidak benar juga siapa yang tidak mendapatkan tanda-tanda Lailatul Qodr berarti dia tidak mendapatkannya. Nabi -shalallahu alaihi wasallam- tidak membatasi alamatnya dan tidak menafikan karomah.

Al-Hafidz Ibn Hajar menukilkan, bahwa siapa yang melihat malam Lailatul Qodar disukai untuk merahasiakannya dan tidak mengabarkannya kepada seorang pun, hikmahnya bahwa hal itu adalah karomah, dan karomah sepatutnya dirahasiakan tanpa khilaf.

Lailatul Qodr tidak khusus untuk umat ini, akan tetapi umum, untuk umat Muhammad dan umat terdahulu seluruhnya. Dalam hadits Abu Dzar -radiallahu’anhu- dia bertanya:

“Wahai Rasulullah, apakah malam lailatul qodr terjadi ketika ada nabi, dan jika wafat malam itu diangkat (ditiadakan)?”

“Tidak, bahkan ia terjadi sampai hari kiamat.” Jawab Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- .

[HR. Ahmad dan selainnya. Dan haditsnya sahih]

Malam Lailatul Qodar tidak khusus bagi mereka yang sedang shalat saja, tetapi juga bagi wanita yang sedang nifas dan haid, musafir dan mukim. Dhohak –-rahimahullah- berkata:

“Mereka semua memiliki bagian pada malam Lailatul Qodr. Siapa saja yang diterima amalannya akan Allah beri dia bagiannya dari malam Lailatul Qodr itu.”

Hendaknya seseorang itu menyibukkan kebanyakan waktunya dengan doa dan shalat. Imam Syafi’i -rahimahullah- berkata:

“Disukai memulai kesungguhannya di siang hari seperti kesungguhannya di malam hari.”

Hendaknya engkau bersungguh-sungguh wahai saudara dan saudariku yang mulia untuk memilih doa-doa simpel yang terdapat di dalam al-Quran, yang dahulu Nabi -shalallahu alaihi wasalam- berdoa dengannya atau menganjurkannya. Perlu kita semua tahu bahwa tidak ada doa khusus pada malam Lailatul Qodr yang tidak dibaca selain ia saja, akan tetapi setiap muslim berdoa dengan yang sesuai keadaannya.

Demikianlah setiap muslim berupaya untuk berdoa dengan doa yang jâmiah (simpel) dari doa-doa Nabi -shalallahu alaihi wasalam- yang terekam dalam banyak situasi dan kondisi, yang khusus maupun umum.

An-Nawawi berkata:

“Disukai memperbanyak doa bagi kepentingan kaum muslimin pada malam itu, dan ini adalah syiar orang-orang saleh, dan hamba-hamba-Nya yang mengetahui.”

Demikianlah wahai saudara saudariku kaum muslimin, sesungguhnya kalian memiliki saudara-saudara yang tertindas di barat dan di timur dari belahan bumi ini, kalian memiliki saudara-saudara yang mengorbankan diri untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi, janganlah bakhil untuk mendoakan mereka.

Ya Allah, yang telah menciptakan manusia dan menumbuhkannya, yang menciptakan lisan dan memfungsikannya, wahai Zat yang tiada menolak doa, berilah setiap kami apa yang diharapkannya, dan sampaikan mereka kepada negeri abadi. Wahai Allah, ampuni segala kesalahan kami, tutupi segala kesalahan kami, berilah kelonggaran kepada kami pada hari pertanyaan, berilah manfaat seluruh kaum muslimin dari apa yang telah engkau turunkan dari kitab-Mu, wahai Zat yang Maha Penyayang.

Salawat dan salam tercurah kepada Muhammad, keluarga dan seluruh sahabatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar